Berita Terbaru - Kehidupan yang tidak semestinya diterima oleh para migran Indonesia di luar negri menjadi salah satu hal yang penting yang dibawa oleh Eni Lestari.
|
Eni Lestari Menjadi Juru Pembicara Pada Konferensi PBB Bulan Depan |
Eni Lestari Andayi Adi merupakan salah satu dari banyak tenaga kerja wanita (TKW) Indonesa yang bekerja di bawah tekanan sang majikan. Eni berasal dari Kabupaten Kediri, Jawa Timur yang sempat bekerja di Hong Kong dalam ikatan kontrak dan sudah diperlukan tidak layak.
Eni Kabur Merupakan Langkah Dari Hidup yang Lebih Baik
|
Langkah Dari Hidup yang Baru Eni Lestari |
Usai kabur, Eni ditampung dalam Bethune House yang diperuntukan bagi para migran di Hong Kong. Dari situ, dirinya mulai aktif berorganisasi. Bersama buruh migran dari Indonesia lainnya, pada 2000 Eni membangun Asosiasi Buruh Migran Indonesia (ATKI=HK) dan menjadi ketua selama 10 tahun.
Selama menjalani tugas sebagai aktivis, dirinya tetap bekerja sebagai pembantu. Tahun 2008, Eni terpilih sebagai ketua International Migrants Aliance (IMA0, sebuah aliansi formal buruh migran dari Hong Kong. Organisasi tersebut memiliki anggota sekitar 120 orang dari 19 negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
IMA sendiri aktif membawa suara migran dan pengungsi di berbagai forum regional dan internasional. Tahun ini, Eni sendiri yang mendapat kesempatan untuk menyuarakan migran pada Konferensi Tingkat Tinggi PBB.
Eni Menginginkan Keadilan dan Proteksi yang Lebih Baik untuk Migran
|
Menginginkan Keadilan Untuk Para Migran |
Eni menjalani beberapa tahap seleksi dari PBB. Eni bersaing dengan jutaan buruh migran di dunia ini. Eni sendiri akhirnya resmi terpilih pada 25 Agustus silam. Eni mendapat email konfirmasi dari PBB.
Konferensi tersebut akan dilaksanakan pada 19 September 2016. Konferensi akan dilaksanakan di Kantor Besar PBB, New York, Amerika Serikat. Dalam konferensi tersebut diprediksi lebih dari 1900 orang akan hadir termasuk Presiden dan Perdana Menteri dari negara anggota PBB. Presiden Joko Widodo juga dijadwalkan untuk hadir.
Eni menjelaskan konferensi ditujukan untuk adanya pergerakan bagi para migran dan pengungsi. Eni ingin berbagai pihak di seluruh dunia mendukung perlindungan terhadap pada migran dan pengungsi yang saat ini masih hidup dalam tekanan dan ketidaklayakan. Menurut Eni, para migran dan tenaga kerja tidak lagi untuk penghasil pundi-pundi uang saja, tapi juga sebagai manusia.
Berdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan terdapat 6,1 juta orang Indonesia yang bekerja di luar negeri atau migran. Eni adalah salah satu yang menunjukkan kegigihan. Eni juga menjadi anggota di berbagai organisasi dan jaringan seperti Persatuan BMI Tolak Overcharging (PILAR); pengurus JBMI; juru bicara Asian Migrants Coordinating Body (AMCB) yang merupakan aliansi organisasi migran dari Nepal, Srilanka, Thailand, Filipina dan Indonesia; Focal Person Migration Organizing Committee, Asia Pacific Forum on Women, Law and Development (APWLD); bekas anggota dewan pendiri Global Alliance Against Trafficking of Women (GAATW), serta juru bicara Campaign for People's Goals for Sustainable Development (CPGSD).
Cerita ini memberikan kita pesan bahwa dengan terus bekerja keras kita akan dapat membangun yang lebih baik lagi. Maju terus Indonesia
BalasHapus